Langsung ke konten utama

Pengembangan Sistem Informasi

1. Pendahuluan

Sistem informasi mempunyai peranan yang sangat penting, semakin pesat perkembangan suatu perusahaan maka sistem informasinya juga mempunyai peranan yang semakin penting. Tuntutan keberadaan sistem informasi yang semakin baik adalah akibat adanya tuntutan perkembangan perusahaan, perkembangan teknologi, kebijakan pemerintah, perubahan prosedur serta tuntutan kebutuhan informasi.

Adapun pengertian pengembangan sistem informasi, adalah:

  • Kumpulan kegiatan para analisis sistem, perancang dan pemakai yang mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi
  • Tahapan kegiatan yang dilakukan selama pembangunan sistem informasi
  • Proses merencanakan, mengembangkan dan mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi dan mmenggunakan metode, teknik dan alat bantu pengembangan tertentu.

Pengembangan SI perlu dilakukan, hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal:

  • Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama.
  • Untuk meraih kesempatan-kesempatan
  • Adanya instruksi dari pimpinan/ adanya peraturan pemerintah

Pengembangan sistem informasi dilakukan melalui beberapa tahap, dimana masing-masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap awal dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari sisi pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran rencana stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang, lazimnya untuk periode 3(tiga) sampai 5 (lima) tahun.

2. Life Cycle Versus Methodology

Metodologi adalah suatu cara atau metode yang disarankan untuk melakukan sesuatu hal. Pendekatan sistem merupakan metodologi dasar untuk memecahkan masalah. Metodologi pengembangan sistem informasi berbasis komputer. Metode yang paling umum digunakan adalah dengan siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle-SDLC) atau disebut siklus hidup sistem saja. Metode SDLC menggunakan pendekatan sistem yang disebut pendekatan garis terpilin atau air terjun (waterfall approach) yang menggunakan beberapa tahapan dalam mengembangkan sistem.


Tahapan-tahapan dalam metode SDLC adalah sebagai berikut.

1) Analisis sistem

Analisis sistem (system analyst) adalah orang yang dididik khusus untuk mengembangkan sistem secara profesional. Alasan menggunakan SDLC dalam penggunaaan ini adalah karena metode ini digunakan untuk mengembangkan sistem teknologi informasi yang kompleks. Sistem teknologi yang kompleks perlu dianalis orang yang ahli dibidangnya sehingga permasalahan dapat dipecahkan dan kebutuhan pemakai sistem dapatdiidentifikasikan dengan benar.

2) Perancangan sistem

Tahap perancangan sistem mempunyai dau tujuan yaitu;
  • Perancangan sistem secara umum adalah memberikan gambaran umum kepada pemakai sistem tentang sistem teknologi informasi yang baru.Perancangan sistem secara umum lebih diarahkan kepada pemakai sistemuntuk menyetujuinya ke perancangan sistem selanjutnya. 
  • Perancangan sistem terinci dimaksudkan untuk menggambarkan bentuk secara fisik dari komponen-komponen sistem teknologi informasi yang akan dibangun oleh pemrogam dan ahli teknik lainnya.

3) Impelementasi sistem 

Tahap ini merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap dioperasikan. Implementasi sistem juga merupakan proses mengganti atau meninggalkansistem yang lama dengan mengganti sistem yang baru. Untuk menggantikansistem yang lama ke sistem yang baru diperlukan suatu pendekatan ataustrategi supaya berhasil.

4) Operasi dan perawatan sistem

Setelah sistem diiplementasi dengan berhasil, sistem akan dioperasikan dan di rawat. Sistem perlu dirawat karena beberapa hal, yaitu
  • Sistem mengandung kesalahan yang belum diperbaiki,sehingga kesalahan sistem perlu diperbaiki. 
  • Sistem mengalami perubahan karena peemintaan baru dari pemakaian sistem.
  • Sistem mengalami perubahan karena perubahan lingkungan luar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Struktur dan Komponen The Open Group Architecture Framework (TOGAF)

Ada tiga struktur dan komponen TOGAF (The Open Group, 2009), yaitu: 1) Architecture Development Method Architecture Development Method menjelaskan bagaimana cara menemukan arsitektur perusahaan / organisasi khusus berdasarkan kebutuhan bisnis. Ini adalah bagian utama dari TOGAF.(Safitri & Pramudita, 2017) 2) Foundation Architecture (Enterprise Continuum) adalah "kerangka kerja dalam kerangka" yang menyediakan tautan untuk mengumpulkan aset arsitektur yang relevan dan memberikan panduan kapan harus pindah abstraksi tingkat yang berbeda. Foundation Arsitektur terdiri dari: Model Referensi Teknis, menyediakan model dan klasifikasi dari platform layanan generik.  Basis Informasi Standar, memberikan standar dasar dari informasi. Building Block Information Base, menyediakan blok-blok dasar informasi di masa yang akan datang. 3) Resource Base Bagian ini memberikan sumber-sumber informasi berupa guidelines, templates, checklists, latar belakang informasi dan detil material penduk...

Enterprise Resource Planning

Sejarah Enterprise Resource Planning Pada awal tahun 1960-an, terdapat sistem informasi yang disebut dengan Material Requirement Planning (MRP) yang merupakan tahap awal terbentuknya ERP software ini dengan konsep perencanaan kebutuhan material dengan fungsi pada area/bagian Inventory Management dan Company Production. Konsep MRP pun mulai berkembang pada tahun 1970-an menjadi Close-Loop MRP hingga akhirnya berubah menjadi MRP II (Manufactur Resource Planning) pada tahun 1980 dan terciptalah ERP yang merupakan perluasan pada beberapa proses bisnis pada tahun 1990-an. Pengertian Enterprise Resource Planning ERP adalah singkatan dari 3 elemen kata yaitu, Enterprise (perusahaan/organisasi), Resource (sumber daya), Planning (perencanaan), 3 kata ini mencerminkan sebuah konsep yang berujung kepada kata kerja, yaitu “planning” yang berarti bahwa ERP menekankan kepada aspek perecanaan.  ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan software yang mengintegrasikan semua departemen ...

Manfaat Business Process Management

1. Manfaat Business Process Management Manajemen Proses Bisnis (BPM) adalah sebuah pendekatan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi melalui pembangunan otomatisasi proses dan ketangkasan untuk mengelola perubahan. BPM berfungsi untuk membantu perusahaan dalam mengawasi dan mengontrol seluruh elemen dalam proses bisnis, seperti karyawan, pelanggan, pemasok, dan workflow. BPM dapat meningkatkan kualitas proses bisnis melalui penyediaan mekanisme umpan balik yang lebih baik. ulasan yang berkesinambungan dan real-time akan membantu perusahaan dalam mengidentifikasi masalah dan kemudian mengatasinya secara lebih cepat sebelum masalah tersebut berkembang menjadi lebih besar. Berbagai perusahaan menerapkan BPM untuk berbagai alasan. Namun alasan utamanya agar mereka menjadi lebih kompetitif dalam persaingan bisnis yang ketat di masa mendatang. Sebagian besar pemimpin perusahaan mendapatkan tuntunan untuk mampu bertahan bahkan lebih unggul dalam persaingan melalui penambahan nilai, peni...