Langsung ke konten utama

Struktur dan Komponen The Open Group Architecture Framework (TOGAF)

Ada tiga struktur dan komponen TOGAF (The Open Group, 2009), yaitu:

1) Architecture Development Method Architecture Development Method menjelaskan bagaimana cara menemukan arsitektur perusahaan / organisasi khusus berdasarkan kebutuhan bisnis. Ini adalah bagian utama dari TOGAF.(Safitri & Pramudita, 2017)

2) Foundation Architecture (Enterprise Continuum) adalah "kerangka kerja dalam kerangka" yang menyediakan tautan untuk mengumpulkan aset arsitektur yang relevan dan memberikan panduan kapan harus pindah abstraksi tingkat yang berbeda. Foundation Arsitektur terdiri dari:

  • Model Referensi Teknis, menyediakan model dan klasifikasi dari platform layanan generik. 
  • Basis Informasi Standar, memberikan standar dasar dari informasi.
  • Building Block Information Base, menyediakan blok-blok dasar informasi di masa yang akan datang.

3) Resource Base

Bagian ini memberikan sumber-sumber informasi berupa guidelines, templates, checklists, latar belakang informasi dan detil material pendukung yang membantu arsitek di dalam penggunaan (ADM).

Prinsip TOGAF

Dalam framework TOGAf terdapat beberapa prinsip, diataranya:

1. Prinsip Enterprise

Pengembangan arsitektur yang dilakukan diharapkan mendukung seluruh bagian organisasi, termasuk unit-unit organisasi yang membutuhkan.

2. Prinsip Teknologi Informasi

Lebih mengarahkan konsistensi penggunaan teknologi informasi pada seluruh bagian organisasi, termasuk unit- unit organisasi yang akan menggunakan.

3. Prinsip Arsitektur

Merancang arsitektur sistem berdasarkan kebutuhan proses bisnis dan bagaimana mengimplementasikannya.(Setiawan, 2016)

4. Architecture Vision

Menciptakan keseragaman pandangan mengenai pentingnya arsitektur enterprise untuk mencapai tujuan organisasi yang dirumuskan dalam bentuk strategi serta menentukan lingkup dari arsitektur yang akan dikembangkan. Pada tahapan ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mendapatkan arsitektur yang ideal seperti profil organisasi, visi dan misi organisasi, tujuan organisasi, sasaran organisasi, proses bisnis organisasi, unit organisasi dan kondisi arsitektur saat ini.

5. Business Architecture

Mendefinisikan kondisi awal arsitektur bisnis, menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis. Pada tahap ini tools dan metode umum untuk pemodelan seperti: BPM, Use-case model dan Class Model bisa digunakan untuk membangun model yang diperlukan.

6. Information System Architecture

Pada prinsip ini menekankan pada aktivitas bagaimana arsitektur sistem informasi dikembangkan. Pendefinisian arsitektur sistem informasi dalam tahapan ini meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi. Arsitekur data memfokuskan bagaimana data digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Teknik yang bisa digunakan dengan menggunakan diagram seperti: ER-Diagram, Class Diagram, dan Object Diagram. Arsitektur aplikasi mendefinisikan kebutuhan aplikasi yang direncanakan dengan menggunakan Application Portfolio Catalog, serta menitik beratkan pada model aplikasi yang akan dirancang. Teknik yang bisa digunakan meliputi: Application Communication Diagram, Application and User Location Diagram dan lainnya. (Wiyana & Winarno, 2015)

7. Technology Architecture

Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan menggunakan Technology Portfolio Catalog yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras. Tahapan ini juga mempertimbangkan alternatif yang diperlukan dalam pemilihan teknologi. Teknik yang digunakan meliputi Environment and Location Diagram, Network Computing Diagram, dan lainnya.

8. Opportunities and Solution

Prinsip ini menekankan manfaat dari arsitektur enterprise yang meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Pertimbangan ini menjadi dasar bagi stakeholder untuk memilih dan menentukan arsitektur yang akan digunakan. Teknik pemodelan yang dipakai dalam rancangan menggunakan teknik Project Context Diagram dan Benefit Diagram.

9. Migration Planing

Pada prinsip ini dilakukan penilaian untuk menentukan rencana migrasi dari suatu sistem informasi. Teknik yang digunakan untuk pemodelannya dengan matrik penilaian dan keputusan terhadap kebutuhan utama dan pendukung dalam organisasi.

10. Implemantation Governance

Menyusun rekomendasi pelaksanaan tata kelola teknologi informasi yang sudah dilakukan meliputi tata kelola organisasi, tata kelola teknologi informasi, dan tata kelola arsitektur. Pemetaaan dari tahapan ini bisa juga dipadukan dengan framework yang digunakan untuk tata kelola seperti COBITS dari IT Governance Institute (ITGI) atau menggunakan panduan umum tata kelola teknologi informasi sesuai Permenkominfo nomor: 41/Per/Men.Kominfo/11/2007 untuk instansi pemerintah.

11. Architecture Change Management

Menentukan prosedur untuk mengelola perubahan ke arsitektur baru dengan tujuan memastikan bahwa siklus hidup arsitektur dipertahankan. Tahapan ini menetapkan bahwa tata kelola kerangka kerja arsitektur dijalankan dan memastikan kemampuan arsitektur perusahaan memenuhi persyaratan saat ini.

Manfaat TOGAF

Dalam framework TOGAF terdapat beberapa manfaat diantaranya:

1) Usability lebih besar

Sejumlah peningkatan dalam TOGAF 9 mendukung kegunaan yang lebih besar dari spesifikasi keseluruhan.

Pertama, struktur modular dari spesifikasi membuatnya lebih mudah bagi seorang arsitek untuk mempertimbangkan aspek tertentu dari Kemampuan Arsitektur. Di semua area, spesifikasi berusaha untuk menambah detail dan kejelasan di atas dan di luar versi TOGAF sebelumnya. Lebih focus pada perusahaan yang holistic

TOGAF memiliki sejarah yang kuat dalam arsitektur TI, mempertimbangkan cara di mana TI dapat mendukung perubahan perusahaan. Namun, karena TOGAF telah tumbuh dalam dan matang, ia telah menjadi kerangka kerja untuk mengelola seluruh spektrum perubahan yang diperlukan untuk mengubah perusahaan menuju model operasi target. TOGAF 9 melanjutkan evolusi ini dan menggabungkan perspektif perubahan yang lebih luas yang memungkinkan arsitektur enterprise digunakan untuk menentukan transformasi di seluruh domain bisnis, data, aplikasi, dan teknologi.

2) Lebih konsisten keluaran

TOGAF 9 bermanfaat untuk mengembang arsitektur serta mempertimbangkan proses yang konsisten digunakan untuk menghasilkan output yang konsisten. Kerangka Konten Arsitektur menyediakan model rinci dari output yang akan dibuat oleh ADM. Selain itu, Bagian Entri Kontinum, Arsitektur, dan Arsitektur Perusahaan memberikan panduan rinci tentang bagaimana kiriman arsitektur dapat mencakup, diatur, dan diintegrasikan

3) Manfaat TOGAF benar-benar akan membuat perbedaan dalam organisasi membuat keputusan yang lebih baik pada teknologi untuk mendukung kebutuhan bisnis mereka.

4) TOGAF membangun arsitektur mereka dengan cara yang sama bahwa organisasi lain membangun arsitektur mereka menggunakan framework ini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Enterprise Resource Planning

Sejarah Enterprise Resource Planning Pada awal tahun 1960-an, terdapat sistem informasi yang disebut dengan Material Requirement Planning (MRP) yang merupakan tahap awal terbentuknya ERP software ini dengan konsep perencanaan kebutuhan material dengan fungsi pada area/bagian Inventory Management dan Company Production. Konsep MRP pun mulai berkembang pada tahun 1970-an menjadi Close-Loop MRP hingga akhirnya berubah menjadi MRP II (Manufactur Resource Planning) pada tahun 1980 dan terciptalah ERP yang merupakan perluasan pada beberapa proses bisnis pada tahun 1990-an. Pengertian Enterprise Resource Planning ERP adalah singkatan dari 3 elemen kata yaitu, Enterprise (perusahaan/organisasi), Resource (sumber daya), Planning (perencanaan), 3 kata ini mencerminkan sebuah konsep yang berujung kepada kata kerja, yaitu “planning” yang berarti bahwa ERP menekankan kepada aspek perecanaan.  ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan software yang mengintegrasikan semua departemen ...

Revolusi Industry 4.0

Revolusi Industri 4.0 Pada saat ini bahwa dunia saat ini telah memasuki era revolusi industri keempat. Dimana Karakteristik revolusi industry 4.0 ditandai dengan berbagai teknologi terapan (applied technology), seperti advanced robotics, artificial intelligence, internet of things, Big data analytics, Horizontal and vertical system integration, The cloud, simulation, virtual and augmented reality, serta additive manufacturing yang secara keseluruhan mampu mengubah pola produksi dan model bisnis di berbagai sector Industry. Dimana teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan sepenuhnya. Agar mampu bersaing, Indonesia harus mampu mengadopsi Industri 4.0 ini dan mempersiapkan strategi yang tepat di semua sektor. Indonesia telah berkomitmen untuk membangun industri manufaktur yang berdaya saing global melalui percepatan implementasi Industri 4.0. Hal ini ditandai dengan peluncuran Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah roadmap dan strategi Indonesia memasuki era digital. Kementerian Perind...